Kamis, 22 Februari 2018

The origin of the Mula Lembu Peteng Tulungagung

Oxen Peteng is the name of one of the river in the area Tulungagung. The river was very in known by the Tulungagung as well as the surrounding. This river is started since the kingdom Majapahit. Until now still looks flowed freely toward the south. The name of Lembu Peteng in take away from the name of the kingdom Majapahit were killed and his body dumped into the river. How Tua the story of the name of the river Lembu Peteng it? Consider the note Hariyanto, Eka light Mataram Eastern News at the same time figure paranormal.

The river Lembu Peteng there in the west of the city Tulungagung. The river flows into the south towards Ocean Indonesia. One of histori about babad Tulungagung. According to the narrative figure paranormal popular from Tulungagung, Gus Ary Sharif Prayitno, “At the kingdom Majapahit fabric rural areas as well as the center of the Kingdom Majapahit is difficult to the situation selatang the river Brantas can not be controlled by. Resulted in often lasted conflicts between people even also to the emergence of pemberontakan. “
With the establishment of some college kanuragan, it helps set the conflict in most places, and also as the eyes ears of the kingdom. One of the college kanuragan standing around Campurdarat that College Donorowo founded by Kyai Patjet. Among his students namely Prince Lembu Peteng. The prince of Kalang, Prince Bedalem as well as Kyai Kasan Besari.

Disuatu day Kyai Patjet organised a meeting with some of his students. An exception gives suggestions knowledge, Kyai Patjet tells that one of his students would have to build the college, but unfortunately not tell kepadagurunya.

Kyai Kasan Besari in know stubborn it feels offended. He could not bear to organize his emotions. Until she was determined to leave the meeting without any said goodbye. Kyai Ptajet ordered Prince Kalang as well as Prince Bedalem to pursue the as well as resuscitate Kasan Besari. But secretly Kalang as well as Bedalem studied to Kasan Besari. Even also they agreed to kill Kyai Patjet that no other namely teachers. The three set tips to kill Kyai Patjet. Kyai Patjet ordered students to continue his studies, for a moment Kyai Patjet want to meditate in the cave. Ditugaskannya Prince Lembu Peteng to keep an eye on the surrounding the cave.


In one day Kyai Kasan Besari as well as Bedalem want to kill Kyai Patjet. The prince Lembu Peteng faithful to his teacher prevented him. Problems arose the war. With the help many soldiers her, Lembu Peteng successful conquer Kasan Besari as well as Bedalem. Kasan Besari fled to Ringinpitu. The prince Kalang fled to Betak, precisely in the Tamansari Kadipaten. The prince Kalang namely uncle Roro Kembang Sore ( brothers from the father ).

Until finally tibalah Prince oxen Peteng to Tamansari Kadipaten. The Majapahit was told that the presence to seek Prince Kalang, but Roro Kembang Sore don’t want to tell Prince kalang hiding. The prince Lembu Peteng ultimately interested in the beauty Roro Kembang afternoon, likewise, Roro fireworks Sore menyeimbanginya. As both of them making out as well as the same mengungkapakan the contents of his heart, the Prince of Kalang sneak peek. Kalang speedily reported a moment that just he saw at Bedalem. It is definitely Bedalem furious-angry. Can't regulate his emotions, he came to anaknyayang more in love with who most hated his. Until the occurrence of fierce clashes. Karen Bedalem not want to approved of him in the end Lembu Peteng as well as Roro Kembang Afternoon escape. Bedalem chasing after him. Time menguber Lembu Peteng, which carried off his son, Bedalem see Kasan Besari. Bedalem tell allthat's new in progress. It is definitely Kasan Besari want to help her.

When Lembu Peteng as well as Roro Kembang Afternoon rest around the river, came the Kasan Besari and Bedalem. There were wars, but dear Lembu Peteng can be conquered. He was killed and his body thrown into the river. Shortly Roro Kembang Afternoon successful escape.

Gus Ary said, the place to dispose of the bodies Lembu Peteng it by the officers of Majapahit named Sungai Lembu Peteng.

The origin of the occurrence of Sungai Lembu peteng that exist today. If some visitors want to see immediately the river, place is quite easy. Because this river stretches longitudinally from the north to the south of the City Tulungagung. From the Direction of Blitar straight enough to find the big bridge, below the bridge the River Lembu Peteng and vice versa from the west or from Trenggalek to the east meet the big bridge the same.


Asal Mula Sungai Lembu Peteng Tulungagung


Lembu Peteng yaitu nama suatu sungai di daerah Tulungagung. Sungai itu sangatlah di kenal oleh orang-orang Tulungagung serta sekitarnya. Sungai ini ada mulai sejak zaman Kerajaan Majapahit. Hingga saat ini masih tetap terlihat mengalir deras menuju laut selatan. Nama Lembu Peteng di ambil dari nama putra Kerajaan Majapahit yang terbunuh serta jenazahnya dibuang ke sungai. Bagaimanakah cerita terjadinya nama sungai Lembu Peteng itu? Simak catatan Hariyanto, Mataram Timur News berbarengan tokoh paranormal. 

Sungai Lembu Peteng ada di arah barat kota Tulungagung. Sungai itu mengalir ke arah selatan menuju Samudera Indonesia. Satu diantara histori perihal babad Tulungagung. Menurut narasi tokoh paranormal populer asal Tulungagung, Gus Ary Syarif Prayitno, " Pada zaman Kerajaan Majapahit jalinan daerah pedesaan serta pusat Kerajaan Majapahit sangatlah susah hingga situasi selatang sungai Brantas tak dapat dikuasai. Mengakibatkan kerap berlangsung pertikaian antar masyarakat bahkan juga hingga munculnya pemberontakan. " 
Dengan berdirinya sebagian perguruan kanuragan, sangatlah menolong mengatur pertikaian di sebagian tempat, serta juga sebagai mata telinga daripada kerajaan. Satu diantara perguruan kanuragan yang berdiri di seputar Campurdarat yaitu Perguruan Donorowo yang didirikan oleh Kyai Patjet. Di antara murid-muridnya yakni Pangeran Lembu Peteng. Pangeran Kalang, Pangeran Bedalem serta Kyai Kasan Besari. 

Disuatu hari Kyai Patjet mengadakan pertemuan dengan beberapa muridnya. Terkecuali memberi saran pengetahuan, Kyai Patjet menceritakan bahwa satu diantara muridnya bakal ada yang membangun perguruan, namun sayang tak memberitahukan kepadagurunya. 

Kyai Kasan Besari yang di kenal keras kepala ini terasa tersinggung. Dia tak tahan mengatur emosinya. Hingga dia nekat meninggalkan pertemuan tanpa ada pamit. Kyai Ptajet memerintahkan Pangeran Kalang serta Pangeran Bedalem untuk menguber serta menyadarkan Kasan Besari. Tetapi diam-diam Kalang serta Bedalem berguru ke Kasan Besari. Bahkan juga mereka setuju mau membunuh Kyai Patjet yg tidak lain yaitu gurunya. Ketiganya mengatur kiat untuk membunuh Kyai Patjet. Kyai Patjet memerintahkan murid-muridnya untuk melanjutkan belajarnya, sesaat Kyai Patjet mau bersemedi didalam gua. Ditugaskannya Pangeran Lembu Peteng untuk mengawasi di seputar gua itu. 

Disuatu hari Kyai Kasan Besari serta Bedalem mau membunuh Kyai Patjet. Pangeran Lembu Peteng yang setia pada gurunya menghalanginya. Timbullah peperangan besar. Dengan dibantu banyak prajuritnya, Lembu Peteng sukses menaklukkan Kasan Besari serta Bedalem. Kasan Besari melarikan diri ke Ringinpitu. Pangeran Kalang melarikan diri ke Betak, tepatnya di Tamansari Kadipaten. Pangeran Kalang yaitu paman Roro Kembang Sore (saudara dari bapak). 

Hingga pada akhirnya tibalah Pangeran lembu Peteng ke Tamansari Kadipaten. Putra Majapahit itu menceritakan bahwa kehadirannya untuk mencari Pangeran Kalang, tetapi Roro Kembang Sore tidak ingin memberi tahu Pangeran kalang bersembunyi. Pangeran Lembu Peteng pada akhirnya tertarik dengan kecantikan Roro Kembang sore, begitupun Roro kembang Sore menyeimbanginya. Sewaktu keduanya bermesraan serta sama-sama mengungkapakan isi hatinya, Pangeran Kalang mengintipnya. Kalang selekasnya melaporkan momen yang barusan dilihatnya pada Bedalem. Sudah pasti Bedalem geram-marah. Tak kuat mengatur emosinya, dia mendatangi anaknyayang lagi kasmaran dengan orangyang paling dibencinya. Hingga terjadinya pertikaian sengit. Karen Bedalem tidak ingin merestuinya pada akhirnya Lembu Peteng serta Roro Kembang Sore melepaskan diri. Bedalem mengubernya. Waktu menguber Lembu Peteng yang membawa lari anaknya itu, Bedalem bersua Kasan Besari. Bedalem menceritakan semuayang baru berlangsung. Sudah pasti Kasan Besari ingin membantunya. 

Saat Lembu Peteng serta Roro Kembang Sore beristirahat di seputar sungai, datanglah Kasan Besari serta Bedalem. Terjadi peperangan, tetapi sayang Lembu peteng bisa ditaklukkan. Dia terbunuh serta jenazahnya dibuang ke sungai itu. Sesaat Roro Kembang Sore sukses melepaskan diri. 

Gus Ary menuturkan, tempat dibuangnya jenazah Lembu Peteng itu oleh perwira Majapahit dinamakan Sungai Lembu Peteng. 

Tersebut asal mula terjadinya Sungai Lembu peteng yang ada hingga saat ini. Bila beberapa pengunjung mau melihat segera sungai ini, tempatnya cukup gampang. Lantaran sungai ini terbentang membujur dari utara sampai selatan Kota Tulungagung. Dari Arah Blitar cukup lurus sampai menjumpai jembatan besar, dibawah jembatan tersebut Sungai Lembu Peteng serta demikian sebaliknya dari arah barat atau dari Trenggalek ke timur ketemu jembatan besar yang sama.